![]() |
Foto Ibu Iim Kusmiati |
Pagi yang Penuh Kehangatan, Kini Hanya Sepi
Setiap pagi, ketika matahari menyapa dengan sinar keemasannya, dahulu aku selalu terbangun dengan semangat. Memastikan keempat anakku terjaga dengan baik, merapikan seragam mereka, dan menyajikan sarapan yang penuh kasih sayang adalah rutinitasku. Namun, siapa yang menyangka? Keharmonisan iperlahan memudar dengan berjalannya waktu.
Menjadi Ibu Adalah Kebahagiaan Terbesar
Menjadi sosok ibu, iim , adalah kebahagiaan tak ternilai yang pernah kualami selama ini. Aku melihat mereka tumbuh, belajar, dan menggapai mimpi-mimpinya. Setiap langkah mereka adalah kebanggaanku. Aku memberikan segalanya, tanpa pamrih. Tidakkah mereka tahu? Setiap tetes keringat, setiap doa yang kupanjatkan, semuanya demi mereka.
Waktu Berlalu, Kehidupan Berubah
Namun, waktu tidak pernah berhenti. Kehidupan mereka pun berubah. Anak-anakku, yang dahulu selalu berada di sisiku, kini memiliki dunianya sendiri. Pekerjaan, pasangan hidup, dan tanggung jawab lainnya telah mengisi hari-hari mereka. Saya terasa asing di dalam.keluarga kehidupan mereka yang mengikuti kesenangannya sendiri. Telepon jarang berbunyi, pesan singkat hanya sesekali, dan kunjungan pun makin jarang.
Mencari Kehadiran yang Mulai Menghilang
Aku tidak marah, hanya rindu. Rindu akan tawa bersama di meja makan, rindu mendengar cerita mereka tentang hari-hari yang penuh warna. Mungkin mereka berpikir aku baik-baik saja, seperti dahulu. Namun, kesepian ini, sunyi ini, sulit kuucapkan dengan kata-kata.
Kebahagiaan Sederhana yang Kini Menjadi Mimpi
Kebahagiaan bagiku kini sederhana: melihat mereka tersenyum, mendengar suara mereka, merasakan pelukan hangat mereka. Tetapi, mungkinkah kebahagiaan itu telah berubah menjadi mimpi yang terlalu jauh untuk digapai? Dalam setiap doa malamku, aku selalu memohon agar mereka ingat. Ingat bahwa di sini, seorang ibu masih merindukan kehadiran mereka.
Mengisi Hari-Hari dengan Kenangan Indah
Walau begitu, aku tidak membiarkan kesepian ini menguasai diriku. Aku mencoba mengisi hari-hariku dengan mengenang masa-masa indah saat mereka masih kecil. Melihat album foto, mendengarkan lagu-lagu favorit mereka, semua itu memberiku kekuatan. Saya belajar untuk menyayangi diriku sendiri, walaupun tanpa kehadiran anak-anak saya di sisiku.
Harapan dan Cinta yang Tak Pernah Pudar
Harapan dan cinta seorang ibu tidak pernah pudar. Aku tahu, suatu saat nanti, mereka akan mengingatku lagi. Mereka akan kembali, membawa cerita-cerita baru, dan aku akan menyambut mereka dengan senyum dan pelukan hangat seperti dahulu. Hingga saat itu tiba, aku akan terus berdoa dan menyayangi mereka dari kejauhan.
Penutup: Cinta Ibu yang Abadi
Mungkin, aku adalah sosok yang kini dilupakan oleh keempat anakku. Namun, satu hal yang pasti, cintaku kepada mereka tidak akan pernah berubah. Aku tetaplah ibu yang selalu ada, meski kini hanya di dalam hati mereka. Semoga mereka tahu, bahwa di sini, aku selalu menunggu, dengan cinta yang tak bertepi.